Penggunaan Media Daun dalam Pembelajaran Materi Aljabar pada Kelompok Belajar Tingkat SMP Kelas VII
Jurnal ini terinspirasi dari Karya Tulis yang berjudul "Pembelajaran Operasi Aljabar dengan Media Daun" oleh Priyo Suroso, S.Pd dari SMPN 3 Munjungan. Karya Tulis ini telah disajikan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran Bidang Studi Matematika yang diadakan oleh LPMP Jatim dan meraih Juara II
PENGGUNAAN MEDIA DAUN DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALJABAR PADA KELOMPOK
BELAJAR TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII
Unix Izyah Arfianti
H72218035
ABSTRAK
Matematika merupakan ilmu yang mampu mengasah
kemampuan logika berpikir dan analisis. Hal tersebut memberi makna bahwa
belajar matematika tentunya akan dapat mengarahkan siswa untuk berpikir logis,
sistematis, kritis, dan praktis, sehingga dalam pengaplikasiannya para siswa
dapat lebih peka terhadap permasalahan-permasalahan di sekitar. Masalah yang
sering terjadi adalah siswa kesulitan dalam mempelajari matematika, salah
satunya materi aljabar. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu adanya inovasi
dalam pembelajaran agar siswa tidak bosan dan lebih mudah dalam menerima
materi. Salah satunya menggunakan media daun.
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
M
atematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di semua jenjang pendidikan yang memiliki peran yang sangat
penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan
ilmu yang mampu mengasah kemampuan logika berpikir dan analisis. Hal tersebut memberi makna bahwa belajar
matematika tentunya akan dapat mengarahkan siswa untuk berpikir logis,
sistematis, kritis, dan praktis, sehingga dalam pengaplikasiannya para siswa
dapat lebih peka terhadap permasalahan-permasalahan di sekitar.[1]
Kekhawatiran akan kelulusan Ujian Nasional para
siswa teruama pada mata pelajaran matematika masih terlihat karena sebagian
siswa masih mengeluhkan matematika sebagian siswa masih mengeluhkan matematika
sebagai pelajaran yang sulit dipahami. [2]
Salah satu materi pembelajaran matematika yang
harus dikuasai oleh siswa kelas VII adalah aljabar. Semua orang pasti pernah
menggunakan konsep aljabar dalam permasalahan sehari-hari, baik yang disadari
maupun tidak disadari, khususnya bagi mereka yang pernah menempuh jenjang
pendidikan, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan hasil yang memprihatinkan
dalam pembelajaran aljabar. Banyak siswa yang meminta guru untuk mengulagi
penjelasannya dalam setiap proses pembelajaran aljabar dan masih banyak siswa
yang sering melakukan kesalahan dalam mengerjakan persoalan yang terkait dengan
aljabar.
Pembelajaran matematika di sekolah dalam
enyajiannya harus diupayakan dengan cara yang lebih menarik bagi siswa untuk
menumbuhkan minat terhadap matematika. Matematika sebenarnya memiliki banyak
sisi yang menarik, namun jarang dimunculkan dalam proses pembelajaran
matematika. Matematika lebih dikenal oleh siswa sebagai kumpulan rumus, angka,
dan simbol.[3]
Upaya untuk membantu suatu pembelajaran agar
siswa lebih bisa memahami, tertarik, dan tidak bosan dalam menerima materi khususnya
materi aljabar bisa melalui media, teknik, metode, dll. Media dibagi menjadi
tiga macam, yaitu: audio, visual, dan audio visual. Dalam penelitian ini saya menggunakan media
visual, khususnya daun.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana
cara penggunaan media daun dalam pembelajaran materi aljabar pada kelompok
belajar tingkat Sekolah Menengah Pertama kelas VII?
II.
KAJIAN PUSTAKA
Definisi atau ungkapan mengenai pengertian
matematika yang dikemukakan oleh pakar matematika sangat beragam. Secara
etimologis berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Matematika
merupakan suatu ilu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau
struktur-struktur abstrak dan hubungan-hubungan di antara hal-hal itu.[4]
James dan Jemes menyatakan matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang
lain dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu:
aljabar, analisis, dan geometri.[5]
Belajar aljabar memerlukan keterampilan
berpikir kritis. Penyelesaian masalah aljabar membutuhkan kemampuan mental dan
kemampuan intelektual yang lebih tinggi[6]
Pembelajaran aljabar menekankan variabel yang dihasilkan melalui proses
generalisasi dengan membuat kalimat matematika dari berbagai keadaan.[7]
Generalisasi yang dimaksud adalah proses menemukan bentuk-bentuk aljabardan
menemukan persamaan matematika. Untuk melengkapi generalisasi tersebut, dalam
pembelajaran aljabar juga diperlukan transformasi. Trandformasi yang dimaksud
adalah menyederhanakan bentuk-bentuk tersebut, faktorisasi, substitusi,
menyelesaikan persamaan, manipulasi dan ekuivalensi. Aktivitas-aktivitas
tersebut merupakan kunci pokok pembelajaran aljabar.[8]
Aljabar merupakan salah satu cabang matematika
yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran aljabar di sekolah mendapatkan alokasi
waktu kurang lebih 12 jam pelajaran. Dengan alokasi waktu tersebut, siswa cukup
banyak mendapat materi aljabaryang diberi oleh guru. Selama kurun waktu
tersebut, dalam mempelajari aljabar Salamah, salah satu siswi SMP kelas VIII,
menjelaskan bahwa aljabar merupakan suatu cabang matematika yang berhubungan
dengan variabel dan persamaan, baik itu linier maupun nonlinier seperti
persamaan kuadrat dan pangkat tiga. Dalam mempelajari aljabar, siswa harus
memahami pola, hubungan, fungsi, menganalisis, dan menggunakan simbol-simbol
aljabar menggunakan model matematika untuk menyelesaikan masalah. Selain itu,
siswa juga harus mampu memahami dan menganalisis perubahan dalam berbagai
konteks.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata
latin “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti “perantara” atau
”pengantar”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver). Jadi dalam pengertian lain, media adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Banyak
ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media.
Beberapa diantaranya sebagai berikut:
1.
Syaiful
Bahri Djamarah : Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan.
2.
Schram
: Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dijadikan sebagai penyalur
pesan guna mencapai tujuan.
3.
Gagne
: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.[9]
Dalam
hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media pembelajaran sebagai
sarana pembelajaran adalah untuk segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajarpada diri peserta didik.[10]
III. METODOLOGI / METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian
kalitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif sujek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian ini.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Peneltian ini dilakukan pada tanggal 14
Desember 2018 hari Jumat. Penelitian ini dilakukan di rumah salah satu siswa
kelompok belajar, tepatnya di Sidoarjo.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kelompok belajar
tingkat Sekolah Menengah Pertama Kelas VII.
3.4 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah pembelajaran materi aljabar melalui media daun sebagai berikut.
Dalam penelitian ini saya menggunakan Daun
Mangga sebagai simbol dari variabel x, Daun Pandan sebagai simbol dari variabel
y, dan Daun Jambu biji sebagai simbol dari variabel z. Daun bebas bisa
menggunakan daun apa saja, asalkan bentuknya berbeda agar lebih mudah
membedakannya.
Pada operasi hitung penjumlahan suku dengan
koefisien positif dilambangkan dengan posisi daun tegak, sedangkan suku dengan
koefisien negatif dilambangkan dengan posisi daun terbalik. Menjumlahkan suku
sejenis artinya sama dengan menggabungkan daun sejenis. Misalkan 3x + 2x = 5x,
berarti tiga daun mangga digabungkan dengan dua daun mangga, hasilnya lima daun
mangga. Sedangkan menjumlahkan suku sejenis tetapi berbeda koefisien berarti mengurangkan.
Misalkan z + (-2z) berarti 1 daun jambu biji digabungan dengan 2 daun jambu
biji yang posisinya terbalik, hasilnya 1 daun jambu biji yang posisinya
terbalik. Hal tersebut diartikan z + (-2z) = -z. Sedangkan menjumlahkan suku tidak sejenis
artinya sama dengan menggabungkan daun-daun yang sejenis. Misalkan 3x + z + 2x
+ (-2z) berarti 3 daun mangga digabungkan dengan 2 daun mangga, sedangkan 1
daun jambu biji digabungkan dengan 2 daun jambu biji terbalik. Haslinya 5 daun
mangga dan 1 daun jambu biji terbalik. Ini berarti 3x + z +2x + (-2z) = 5x +
(-z) = 5x – z.
Pada operasi hitung pengurangan, mengurangkan
berarti menjumlahkan dengan kebalikannnya. Misalkan 2x - 5x diubah menjadi 2x +
(-5x). Artinya 2 daun mangga digabungkan dengan 5 daun mangga terbalik..
Hasilnya 3 daun mangga terbalik, artinya 2x – 5x = -3x. Sedangkan -3y + 4z –
(-2y) diubah menjadi -3y + 4z + 2y berarti tiga daun pandan terbalik digabungkan
dengan dua daun pandan hasilnya satu daun pandan terbalik, sedangkan empat daun
jambu biji tetap karena tidak ada yang sejenis. Artinya -3y + 4z – (-2y) = -y
+4z. Ketentuan lain sama dengan penjumlahan.
Pada operasi hitung perkalian, koefisien tidak
dilambangkan dengan jumlah daun sehingga dalam perkalian, koefisien dikalikan
dengan koefisien seperti operasi bilangan bulat. Variabel dilambangkan dengan
daun dalam posisi berjajar. Misalkan xy dilambangkan dengan daun mangga
berjajar dengan daun pandan. Tanda pangkat dilambangkan dengan daun yang diikat
dengan tali rafia sebanyak pangkatnya. Misalkan x × x dilambangkan dengan daun mangga
dijajar dengan daun mangga, dan selanjutnya dapat diwakili oleh satu daun
mangga yang diikat dengan dua tali (sama juga dengan dua daun mangga tersebut
yang diikat jadi satu dengan dua tali rafia). Y2z dilambangkan
dengan satu daun pandan yang diikat denga dua tali dijajar dengan satu daun
sanseivera. Dalam mengerjakan perkalian, koefisien dikalikan dengan koefisien
sedangkan variabel dikalikan dengan variabel. Misalkan 3xz × (-2z) berarti koefisiennya 3 × (-2)
= -6, sedangkan variabelnya xz × z dilambangkan dengan satu daun mangga, satu
daun jambu biji, dan satu daun jambu biji. Karena daun jambu biji ada dua
lembar, maka bentuk di atas menjadi satu daun mangga dan satu daun jambu biji
yang diikat dengan dua tali. Artinya 3xy × (-2y) = [3 × (-2)] [xy × y] = -6 xy2
Pada operasi
hitung pembagian, pembagian variablel dilambangkan dengan pengurangan daun yang
mewakili variabel x2y3z : x2y = y2z.
Cara lain x2y3z : x2y = y2z
dilambangkan dengan cara berikut: Yang dibagi= daun mangga yang diikat dengan
dua tali, daun pandan diikat dengan
tiga tali, dan satu daun jambu biji. Pembagi = daun mangga yang diikat dengan
dua tai, dan satu daun pandan wangi. Hasilnya sama dengan cara sebelumnya Ketentuan
lain sama dengan perkalian.
Pada substitusi
dilakukan dengan menempelkan kertas yang diberi angka pada daun yang dimaksud.
Misalkan x = 3 dan y = -10 disubstitusikan pada -2x + z, maka dua daun mangga
ditempeli kertas bertuliskan angka tiga dan satu daun jambu biji ditempel
perekat yang bertuliskan angka -10. Hasilnya adalah (-2 × 3) + (1 × -10) = -6 +
(-10) = -16. Pengerjaan operasi gabungan pertambahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
perakaran, dan perpangkatan disesuaikan dengan urutan pengerjaan operasi pada
bilangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah menjelaskan operasi bentuk aljabar
melalui diskusi kelompok, siswa
melakukan diskusi pleno, yaitu diskusi yang membahas hasil dari diskusi
kelompok.
Lembar Kerja Siswa (LKS) dikerjakan secara
berkelompok dengan harapan terjadi komunikasi antar kelompok. Pada saat diskusi
pleno bisa terjadi komunikasi antar kelompok. LKS didesain sedemikian rupa
supaya dalam penyelesaian terjadi diskusi untuk mendapatkan hasil sampai pada
kesimpulan dari generalisasi pekerjaan dalam lembar kerja.
Dalam penjumlahan kegiatan ini dimulai dengan
menjumlahkan dua suku sejenis dengan koefisien positif atau negatif yang mudah,
sehingga jumlah daun mencukupi untuk praktik. Pada soal yang memiliki variabel
x2, xy, dan konstanta tejadi diskusi. Pada saat ini bagi siswa atau
kelompok yang dapat menemukan jawabannya diarahkan untuk menggeneralisasikan
dari jawaban soal awal, yang memiliki dua suku sejenis.
Kegiatan pengurangan hanya dilakukan untuk dua
suku sejenis. Sedangkan pengurangan suku tidak sejenis tidak dibahas karena
konsepnya sudah dapat dipahami jika siswa tuntas pada soal-soal sebelumnya.
Pada saat pengerjaan pengurangan tidak ada masalah yang muncul, karena semua
siswa sudah memahaminya berdasarkan materi penjumlahan suku sejenis sebelumnya.
Dalam mengerjakan soal substitusi, sebagian besar siswa dan kelompok tidak
masalah karena mereka sudah tuntas pda materi “Bilangan Bulat”.
Dalam pembelajaran perkalian, penggunaan
koefisien tidak berpengaruh terhadap penggunaan media daun, karena koefisien
dikerjakan dengan operasi hitung bilangan yang sudah dipelajari sebelumnya.
Pada saat pengerjaan soal perkalian ini, siswa mengalami kesulitan pada soal
yang memiliki jumlah media daun yang digunakan tidak mencukupi.
Pada kegiatan pembagian dilakukan dengan cara
yang hampir sama dengan perkalian, dimana koefisien dikerjakan terpisah dengan
variabel. Suku yang dibagi diletakkan di bagian atas sedangkan suku pembagi
diletakkan di bagian bawah. Pada soal pembagian ini siswa mengalami kesulitan
karena jumlah media daun yang digunakan tidak mencukupi.
Soal-soal
substitusi untuk perkalian dan pembagian sama dengn soal untuk penjumlahan dan
pengurangan. Dalam mengerjakan soal-soal substitusi, hampir semua siswa atau
kelompok tidak mengalami masalah untuk bilangan dengan pangkat tinggi. Meskipun
kesulitan sebagian siswa dalam mengerjakan perhitungan bilangan berpangkat
tinggi tetap diperhatikan.
V.
SIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari diskusi pleno
sebagai berikut:
1.
Dua
suku atau lebih dapat ditambahkan atau dikurangkan jika variabelnya sama.
2.
Sifat-sifat
pejumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat juga berlaku pada bentuk
aljabar.
3.
Operasi
perkalian dan pembagian antara dua suku Watau lebih pada bantuk aljabar
dikerjakan dengan cara koefisien dikali atau dibagi dengan koefisien, sedangkan
variabel-variabel sejenis. Variabel yang tiak sejenis tetap ada.
4.
Hasil
perkalian dan pembagian dua variabel atau lebih dapat ditulis dalam bentuk yang
lebih sederhana, yaitu bentuk pangkat.
5.
Tingkat
operasi pada bentuk aljabar sama dengan tingkatan operasi bilangan, yaitu:
perpangkatan dan perakaran, perkalian dan pembagian, dan pertambahan dan
pengurangan.
VI. Daftar Pustaka
Ag,
Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani. (2007). Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi
Kesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Baqie,
A. Fuad Abd A-Baqie. (2018). Pengembangan
Buku Ajar Aljabar dengan Menggunakan Worked Example. Skripsi S1. Surabaya:
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Cahya,
Aprin Zela. (2016). PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA SMP KELAS VII
MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8. Skripsi S1. Purworejo: Program Studi
Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Hariyanto.
(2012). Pengertian Media Pembelajaran. https://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/. 23 Desember 2018.
Hudojo,
Herman. (2005). Teori Dasar Belajar
Mengajar Matematika. Malang: UM Press.
In’am,
Akhsanul. (2009). Evektivitas
Pembelajaran Aljabar dengan Pendekatan Metakognisi. Yogyakarta: Pendidikan
FMIPA UNY.
Santia,
Ika. (2016). Analisis Proses Berpikir
Kritis Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari Gaya Belajar. Malang:
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika UM.
Suherman,
Erman, dkk. (2001). Strategi Belajar
Mengajar Kontemporer. Bandung: Depdikbud.
Susilana,
Rudi dan Cepi Riyana. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana
Prima.
[1]
Aprin Zela Cahya, Skripsi: “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA SMP KELAS VII MENGGUNAKAN MACROMEDIA
FLASH 8” (Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2016), Hal. 2.
[2]
Aprin Zela Cahya, Skripsi: “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA SMP KELAS VII MENGGUNAKAN MACROMEDIA
FLASH 8” (Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2016), Hal. 2.
[3]
Moch. Masykur Ag dan Abdul
Halim Fathani, Mathematical Intelligence:
Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2007)
[4]
Herman Hudojo, Teori Dasar Belajar Mengajar Matematika (Malang:
UM Press, 2005)
[5]
Erman Suherman dkk, Strategi
Belajar Mengajar Kontemporer (Bandung: Depdikbud, 2001)
[6]
Ika Santia, “Analisis Proses Berpikir Kritis Siswa SMP
dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari Gaya Belajar”, (Malang: Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika UM, 2016), hal. 1002.
[7]
Akhsanul In’am, “Efektivitas Pembelajaran Aljabar dengan
Pendekatan Metakognisi”, (Yogyakarta, Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran,
dan Terapannya, Pendidikan FMIPA UNY, 2009), hal. 5.
[8]
A. Fuad Abd A-Baqie, Skripsi:
“Pengembangan Buku Ajar Aljabar dengan
Mengguanakn Worked Example”, (Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 2018), hal. 11.
[9]
Rudi Susilana dan Cepi Riyana,
Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung, CV Wacana Prima, 2009)
[10]
Hariyanto, “Pengertian Media
Pembelajaran”, https://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/, pada tanggal 23 Desember 2018
pukul 23.03
PENGGUNAAN MEDIA DAUN DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALJABAR PADA KELOMPOK
BELAJAR TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII
Unix Izyah Arfianti
H72218035
ABSTRAK
Matematika merupakan ilmu yang mampu mengasah
kemampuan logika berpikir dan analisis. Hal tersebut memberi makna bahwa
belajar matematika tentunya akan dapat mengarahkan siswa untuk berpikir logis,
sistematis, kritis, dan praktis, sehingga dalam pengaplikasiannya para siswa
dapat lebih peka terhadap permasalahan-permasalahan di sekitar. Masalah yang
sering terjadi adalah siswa kesulitan dalam mempelajari matematika, salah
satunya materi aljabar. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu adanya inovasi
dalam pembelajaran agar siswa tidak bosan dan lebih mudah dalam menerima
materi. Salah satunya menggunakan media daun.
M
|
[1]
Aprin Zela Cahya, Skripsi: “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA SMP KELAS VII MENGGUNAKAN MACROMEDIA
FLASH 8” (Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2016), Hal. 2.
[2]
Aprin Zela Cahya, Skripsi: “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA SMP KELAS VII MENGGUNAKAN MACROMEDIA
FLASH 8” (Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2016), Hal. 2.
[3]
Moch. Masykur Ag dan Abdul
Halim Fathani, Mathematical Intelligence:
Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2007)
[4]
Herman Hudojo, Teori Dasar Belajar Mengajar Matematika (Malang:
UM Press, 2005)
[5]
Erman Suherman dkk, Strategi
Belajar Mengajar Kontemporer (Bandung: Depdikbud, 2001)
[6]
Ika Santia, “Analisis Proses Berpikir Kritis Siswa SMP
dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari Gaya Belajar”, (Malang: Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika UM, 2016), hal. 1002.
[7]
Akhsanul In’am, “Efektivitas Pembelajaran Aljabar dengan
Pendekatan Metakognisi”, (Yogyakarta, Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran,
dan Terapannya, Pendidikan FMIPA UNY, 2009), hal. 5.
[8]
A. Fuad Abd A-Baqie, Skripsi:
“Pengembangan Buku Ajar Aljabar dengan
Mengguanakn Worked Example”, (Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 2018), hal. 11.
[9]
Rudi Susilana dan Cepi Riyana,
Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung, CV Wacana Prima, 2009)
[10]
Hariyanto, “Pengertian Media
Pembelajaran”, https://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/, pada tanggal 23 Desember 2018
pukul 23.03
Komentar
Posting Komentar